Nasigoreng merupakan masakan asli Indonesia yang banyak di gemari masyarakat baik yang tua atau pun muda karena rasanya yang nikmat. Tetapi tidak semua orang khususnya para wanita bisa membuat nasi goreng. Bagi anda yang ingin membuat atau memasak nasi goreng yang enak,saya akan memberikan resep cara membuat nasi goreng.
Apriliani Putri Rizkia (1352060) (2017) Pengaruh Persepsi Merek Global, Citra Merek Origin dan Kesesuaian Perluasan Merek Origin Terhadap Perluasan Merek (Studi pada Merek Apple). Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha. Apriliska, Sheldy (1452140) (2018) Perencanaan Bisnis Rice Ball.
Berikutbebera wirausahawan sukses di bidang kuliner yang perlu Anda ketahui. Wirausahawan sukses di Indonesia di bidang kuliner. Wirausahawan yang satu ini merupakkan pemilik rumah makan Ayam Bakar Mas Mono. Hingga saat ini outlet Ayam Bakar Mas Mono dapat Anda temui di berbagai negara seperti Singapura, Australia, Malaysia, Dubai, Kuwait
Nurmengungkapkan, dirinya dapat menghemat sekitar Rp 12 juta per bulan dari penggunaan gas bumi sejak 2008. Sebelumnya untuk produksi nasi jamblang, Nur menggunakan bahan bakar LPG (liquefied petroleum gas). "Sebelum 2008, saya pakai bahan bakar LPG, biayanya cukup besar Rp 18 juta sampai Rp 20 juta per bulan.
. – Bisnis kuliner memang sedang marak di Indonsia. Hal ini dibuktikan dengan semakin mudahnya menemukan penjual makanan di sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua orang dapat bertahan lama di lini bisnis yang satu ini. Banyak dari mereka yang terpaksa gulung tikar karena berbagai macam alasan. Kendati demikian, kisah sukses pengusaha menggeluti bidang kuliner hingga bertahun-thun pun tidaklah sedikit, loh. Bahkan, ada orang Indonesia yang sukses menekuni bisnis kuliner di luar negeri. Padahal, bisa jadi bisa saja pengaturan lidah mereka sangat berbeda dengan orang Indonesia. Penasaran siapa saja mereka? Yuk simak kisahnya berikut ini 1. Mas Mono Mengawali karier sebagai seorang office boy, ternyata Mas Mono justru sukses dengan membuka warung ayam bakar. Setelah ia keluar dari profesinya, pria yang memiliki nama asli Pramono ini memilih untuk berjualan gorengan dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Namun, hasil yang didapat tidak seberapa, hingga akhirnya ia beralih berjualan ayam bakar dengan modal saat itu hanya Ternyata bisnis tersebut membawa keuntungan yang cukup besar. Bahkan, ia mampu membuka cabang di seluruh Indonesia, tak tanggung-tanggung ternyata Mas Mono memiliki cabang di luar negeri juga, loh. Seperti di Malaysia, Singapura, Kuwait, Australia, Arab Saudim hingga Dubai. Kini omzetnya mencapi miliaran rupiah dalam sebulan. 2. Yannie Kim Warteg seringkali menjadi waurung rujukan, karena menyediakan berbagai pilihan lauk dengan harga yang ramah di kantong. Sang pemilik, Yannie Kim, menamai warungnya ini Warteg Gembul yang menyediakan berbagai menu makanan khas Indonesia, seperti ketoprak, bakso, ayam bakar, sate kambing, dan yang tak boleh ketinggalan adalah nasi goreng. Warung milik orang Indonesia ini berada di negara Korea. Jika berkunjung ke Korea, kamu bisa menemui warung ini di Busan. 3. Chef Widjiono Purnomo Seorang chef asal Solo ini, sudah sejak kecil memiliki cita-cita untuk tinggal di luar negeri. Hingga akhirnya, ia mulai mengawali kariernya menjadi seorang ABK di sebuah kapal pesiar yang membawanya berkeliling dunia. Selama menjalani pekerjaannya, ia kemudian bertemu dengan sang kekasih yang berkebangsaan Amerika dan menikahinya. Widjiono juga berkarier menjadi seorang chef hingga memulai bisnis kuliner berkonsep fine dinning kelas dunia. 4. Martin Sonny Menggunakan food truck untuk bisnis kuliner memang terbilang cukup unik. Apalagi, jika digunakan untuk menjual sate. Inovasi ini patut diacungkan jempol. Martin Sonny, merupakan pria asal Indonesia yang sukses memulai usaha kulinernya bahkan membuat sate mulai mendunia. Di Washington, Martin memulai bisnisnya. Selain sate, ia juga menjual makanan khas dari Sumatra Barat, yakni rendang. Kuliner khas Indonesia benar-benar direpresentasikan dengan baik oleh wirausahawan yang satu ini. 5. Asnur Bahar Rendang menjadi salah satu makanan khas yang menjadi favorit banyak orang. Bahkan, seorang pria bernama Asnur Bahar berhasil menjualnya di Amerika Serikat. Awalnya ia hanyalah seorang pekerja di perusahaan minyak di Amerika Serikat. Selama tinggal di sana, ia bersama sang istri berjualan bumbu masakan padang dengan merek Rendang and Co, semula hanya membawa sedikit, ternyata semakin lama pesanan semakim membludak, hingga ia harus membawa lebih banyak. Mulai dari sana, Asnur mampu mengembangkan bisnisnya, membuka restoran dengan menu utama rendang dan menu-menu makanan Indonesia lainnya. 6. Santoni Bumbu desa yang mengangkat makanan-makanan khas Sunda ternyata tidak hanya laris di sini saja, tapi juga mendapatkan tempat di Amerika. Meski menu yang disajikan adalah makanan-makanan tradisional. Namun, kualitas yang mereka tawarkan setara dengan makanan khas bintang 5. Ternyata untuk memulai bisnis kuliner ini, sang pemilik bernama Santoni hanya bermodalkan Rp8 juta saja. Namun, ia berhasil membuat bisnisnya laris manis. Hingga akhirnya, bisnis ini berhasil melebarkan sayap sampai ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Kabarnya, kini bisnis tersebut sudah melebarkan sayap semakin jauh sampai ke Vancouver, Seattle, dan Kanada. 7. Muzayyin Muzzayin adalah seroang pelajar asal Indonesia yang saat itu sedang menempuh pendidikan di negeri Kangguru. Ketika itu, ia melihat peluang besar untuk mendirikan bisnis kuliner di mana yang dijualnya adalah mkanan khas dari daerahnya, yakni Makassar. Selain coto Makassar, ia juga menjual sop saudara dan pallubasa. Ide Muzayyin sangat baik untuk ditiru karena jika bisa belajar sambal membuka usaha kuliner, kenapa tidak? 8. Firdaus Bustaman Ketika berkunjung ke London, kamu bisa menikmati makanan khas Indonesia, loh. Salah satunya nasi padang. Warung nasi padang yang didirikan oleh Firdaus Bustaman ini terletak di Chinatown Leicester Square. Melihat suksesnya usaha ini, mungkin kamu berpikir bahwa sang pemilik melakukan usaha marketing dengan biaya yang besar. Padahal belum tentu, loh. Dia mengenalkan usaha kulinernya ini kepada masyarakat luar hanya lewat mulut ke mulut. Dengan begitu, dia terus memperhatikan kualitas makanan yang dijualnya agar pelanggan yang datang bisa merekomendasikan warungnya ke orang lain. Baca Juga 10 Tips Sukses Memulai Usaha Kuliner Wajar saja jika makanan khas Indonesia menjadi favorit di berbagai daerah hingga dunia. Sebab, rasanya yang kaya akan bumbu serta bentuknya yang beraneka ragam. Namun, jika ingin mengikuti jejaknya, tentunya kamu perlu lebih banyak waktu dan modal yang besar pula.
Oleh Inayatullah Hasyim Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah entrepreneur sejati. Mereka pedagang yang tangguh, negosiator yang ulung, dan mujahid yang tak kenal rasa takut. Bahkan, tujuh dari 10 sahabat yang dijanjikan Nabi SAW masuk surga adalah para pengusaha sukses. Mereka adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam. Abu Bakar, misalnya. Saat sudah dilantik jadi khalifah, dia masih berdagang hingga Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarah menemuinya. Umar berkata, "Mengapa engkau masih berdagang, sementara sekarang kau sudah menjadi amirul mukminin?" Abu Bakar menjawab, "Dari mana aku nafkahi keluargaku?" Umar kemudian mengusulkan untuk mengambil gaji dari baitulmal. Para sahabat Nabi menyetujuinya. Umar bin Khattab dikenal sebagai sahabat yang sangat sering bersama Rasulallah SAW. Suatu hari, pada masa kekhalifahannya, Abu Musa al-Asya'ri berkata bahwa Rasulul lah SAW mengajarkan, jika bertamu, mengucap salam maksimal tiga kali. Jika diizinkan, masuk. Bila tidak, kemba lilah. Umar bin Khattab minta Abu Musa untuk mendatangkan saksi bahwa Rasulullah SAW mengajarkan demikian. Abu Musa pun membawa para saksinya. Umar berkata, "Engkau benar, waktu itu aku sibuk di pasar berdagang." Utsman bin Affan dikenal sebagai sahabat yang kaya raya. Namun, ada satu kisah menarik saat Abdurrahman bin Auf wafat. Sesuai wasiatnya, ahli warisnya membagikan sebagian har ta Abdurrahman kepada para sahabat Nabi yang ikut Perang Badar. Utsman ikut antre. Ketika ditanya, mengapa ikut antre padahal sudah kaya, Utsman menjawab, "Harta Abdur rahman halal dan berkah. Setiap makanan yang kita beli dari uangnya pasti mendatangkan keberkahan dan kesehatan." Sebu ah bukti bahwa Utsman selalu berjuang mencari yang halal. Adapun Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai orang yang selalu pandai membaca peluang berbisnis. Bahkan, Ali pernah berkata, "Andai baju yang kukenakan dibeli orang dan aku mendapat keuntungan darinya, niscaya aku jual." Demikian pula Abdurrahman bin Auf. Ia adalah seorang saudagar sukses. Padahal, saat hijrah, Abdurrahman tak ba nyak me miliki perbekalan. Sampai di Madinah, ia dipersau da rakan oleh Nabi SAW dengan Sa'ad bin Rabi. Sa'ad menawarkan sebagian hartanya, tetapi Abdurrahman bin Auf minta ditunjukkan lokasi pasar. Ia pun berdagang dan menjadi saudagar sukses. Thalhah bin Ubaidillah adalah sahabat Nabi yang menjadi pahlawan di Perang Uhud. Ia berhasil mengalahkan 10 kafir yang mengejar Rasulullah SAW. Karena itulah, setiap kali disebut Perang Uhud, Abu Bakar berkata, "Perang itu milik Thalhah." Rasulullah SAW berkata, "Barang siapa yang ingin melihat seorang syahid dan masih berjalan di atas muka bumi, lihatlah pada Thalhah." Selain dikenal berjiwa heroik, Thalhah juga seorang pedagang yang sukses. Thalhah mewariskan 100 ribu dirham perak dan 200 ribu dinar emas. Adapun Zubair bin Awwam saat meninggal memiliki warisan yang melimpah. Selama empat kali musim haji, Abdullah bin Zubair, anaknya, berkeliling kepada setiap yang haji untuk berinfak, sekaligus bertanya, apakah orang tuanya meninggalkan utang. Setelah mendapat kepastian tak ada lagi utang, Abdullah baru membagi warisan ayahnya yang tersisa, yaitu lima puluh juta dua ratus ribu dirham. Para entrepreneur sukses itu adalah dermawan yang tak pernah segan berinfak. Mereka menjadikan harta sebatas titipan. Ibnul Qayyim berkata, "Ketika harta hanya sampai di tanganmu dan bukan di hatimu, niscaya ia tidak akan merusakmu walaupun sangat banyak. Namun, ketika harta ada di hatimu, ia merusakmu meskipun engkau tidak menggenggamnya sedikit pun." Sekarang ini kita sering diajarkan untuk hidup zuhud dengan pemahaman yang keliru. Zuhud seakan hidup sederhana, compang-camping, miskin kreativitas, menerima keadaan tanpa pernah berusaha, dan lain-lain. Padahal, kata Ibnul Qayyim, "Zuhud itu bukanlah engkau meninggalkan dunia dari genggamanmu, tetapi hatimu terus memikirkannya. Zuhud adalah engkau meninggalkan dunia dari hatimu, meskipun ada dalam genggamanmu!" Untuk itulah, Rasulallah SAW berpesan, "Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat maka hendaklah dia menanamnya." HR Imam Ahmad. Wallahu a'lam. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Anda bisa menjadi kolumnis ! Kriteria salah satu akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini Oleh Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri - Bisnis food and beverage memang tidak akan pernah mati. Mengapa? Karena kebutuhan orang akan makanan tidak ada habisnya. Terlebih, bisnis ini semakin diminati sejak pandemi inovasi bisnis food and beverage berkembang pesat sejak tiga tahun terakhir. Hal ini karena kemunculan pesan antar via aplikasi daring yang memudahkan masyarakat memesan makanan dan minuman jenis apa pun. Salah satu yang berkembang, terutama di masa pandemi, adalah masakan rumahan. Melansir Kompas, survei Snapcart tentang tren masakan rumahan menyebut sebanyak 63 persen responden berencana memulai bisnis makanan rumahan. Tercatat dalam 12 bulan terakhir, data Google Tren menunjukkan pencarian terkait ide bisnis rumahan meningkat sebanyak lebih dari 300 persen. Sementara pencarian terkait ide bisnis makanan meningkat hingga 250 satu masakan rumahan yang menjadi tren adalah nasi bakar. Melati Sesilia berhasil memanfaatkan media sosial sebagai wadahnya untuk mempromosikan bisnis tersebut. Melati membagikan kisahnya lewat siniar Cuan episode, “Bisnis Story Nasi Bakar Kuali Kuning”. Melati mengaku bahwa kiprahnya yang pernah tergabung dalam grup musik JKT48 membantunya untuk mempromosikan bisnisnya melalui fitur Live Tiktok. Awal Mula Ide Bisnis Muncul dan Realisasinya Dimulai dari kecintaannya terhadap nasi bakar buatan sang ibu, Melati memberanikan diri memulai bisnisnya. Selain itu, ia juga melihat peluang atas kekosongan dalam bisnis nasi bakar. Melati juga memanfaatkan pengetahuan masyarakat yang mengetahui rasa dari nasi bakar, namun belum menemukan penjual yang tepat. Itulah mengapa, masyarakat tertarik untuk mencoba nasi bakar milik Melati. Perempuan kelahiran tahun 2000 ini juga mengatakan bahwa penetapan harga pada bisnisnya ini merujuk pada survei tempat dirinya berjualan. Itu sebabnya, harga yang Melati tetapkan terjangkau.
Romauli Gultom 14 Juli 2018 1515 WIB - Berawal dari kesuksesan restoran nasi bakar di bilangan Blok M, Jakarta selatan, entrepreneur muda ini kini membangun lini bisnis nasi kotak yang siap diantar untuk para pekerja kantoran, rumah, apartemen maupun acara rapat atau seminar. “Ini mulai dari restoran saya di bilangan Blok M sukses dengan nasi bakar. Lama-lama ternyata banyak pelanggan yang meminta untuk diantar ke rumah. Akhirnya saya putuskan untuk memfokuskan diri ke Nasi Kotak Kotak,” kata Yusak Setiawan, pemilik Nasi Kotak Kotak NKK, di Jakarta, belum lama ini. Meski menyediakan beragam menu pilihan berkualitas, namun menu nasi bakar yang dulu dijualnya, tetap menjadi andalan Yusak. Yusak mengaku sudah mulai memikirkan untuk merintis usaha kuliner secara mandiri sejak masih mahasiswa. Dalam benaknya selalu tertanam untuk memiliki usaha yang bisa menjadi berkat atau memberikan manfaat bagi banyak orang. Maka tidak heran, value atau nilai-nilai quality tertanam di semua bagian operasionalisasi bisnis ini. “Saya termotivasi untuk menjadi berguna bagi orang banyak. Bagi saya, sukses bukanlah sekedar materi, namun seberapa berdampak kehidupan saya bagi orang lain dan pertumbuhan ke arah yang lebih baik lagi. Itu sebabnya dalam tim kami pembekalan soft skill itu sangat penting, kita mengedepankan sisi kualitas, praktis dan terjangkau dari sisi harga,” ujarnya. Dia kemudian benar-benar mewujudkannya dengan mendirikan usaha nasi bakar sejak 2013, lalu setelah itu muncul ide untuk menggarap bisnis nasi kotak pada tahun 2015 seiring dengan banyaknya permintaan. Filosofi pemilihan nama pun menarik karena mengambil langsung kata yang sudah akrab di masyarakat yaitu “Nasi Kotak”. Hal ini memudahkannya dalam asosiasi produk, yaitu nasi kotak itu adalah Nasi Kotak Kotak. Untuk varian menu cukup beragam. Dimana dalam 1 box bisa mendapat 8 hingga 12 varian, termasuk buah dan kerupuk, namun dengan harga yang sangat terjangkau, hanya mulai dari Rp Yusak dan timmnya pun memiliki tim spesialis QC quality control, untuk memastikan pesanan customer mendapatkan kualitas yang terbaik baik dari pemilihan bahan baku, proses masak hingga pengantaran makanan ke client. Dia juga berharap generasi muda Indonesia untuk terus mengasah diri untuk membangun bisnis sendiri, dan tidak mudah menyerah jika menghadapi berbagai tantangan. “Masalah itu pasti selalu ada. Jadi persoalannya bukan pada masalah tapi bagaimana kita menyikapinya. Jangan mudah patah pokoknya. Juga harus mengasah kemampuan terus-menerus,” tutupnya. uli / gur
pengusaha nasi bakar yang sukses